Artikel Terpilih

Saturday, January 29, 2011

Seri Kegiatan Konservasi di Western Australia (2)


Swan Estuary Marine Park dan Nature Reserve (Milyu)

Hari pertama tiba di Perth memang tidak banyak yang bisa dilihat, maklum datangnya jam 3 pagi dan yang terlihat hanya lampu-lampu jalan dan perumahan yang tampak temaram dengan daya pancaran lampu yang mungkin sama voltage-nya. Hari kedua sudah mulai tampak indahnya Perth, mulai dari tata ruang perumahan dan jalan, shopping centers, Kings Park Botanical Garden, Freemantle City Harbour dan tentu saja Swan River-nya. Swan River ini “sungai” yang airnya asin, walaupun ada sumber air tawar namun tetap didominasi air asin dari Laut Hindia Pasific. Swan River menjadi pusat berbagai kegiatan mulai dari trade harbour, recreational (boating, jetsky, fishing, sun bathing) and sport (running, cycling). Walaupun beragam kegiatan berlangsung di sungai ini namun kebersihan tetap terjaga, tidak bau dan airnyapun jernih. Yang menarik perhatian saya adalah adanya beberapa hot spot jajaran tanaman yang menghijau di bibir sungai, sangat serasi dengan lingkungan fisik di kanan-kirinya. Menurut seorang kawan yang sudah lebih dulu singgah di Perth itu adalah salah satu spot Swan Estuary.

Minggu pertama April 2010 saya berkesempatan untuk mengunjungi secara khusus Swan Estuary Marine Park dan Nature Reserve (Milyu). Ternyata lokasi ini tidak jauh dari rumah baru kami di Ryrie Avenue, Como. Swan Estuary ini berada di wilayah sebelah Barat dan Utara South Perth, meliputi wilayah pesisir Como Beach, Kwanana, Narrow Bridge dan Mill Point, atau dari utara Canning River (sebenarnya Swan River juga) menyambung  ke sebelah Barat Swan River. Penetapan Swan Estuary adalah bentuk nyata perhatian pemerintah Western Australia terhadap pelestraian lingkungan, dimana dalam pengelolaannya melibatkan Departement of Conservation and Environtment, Departement of Planning and Infrastructur serta pemerintahan lokal South Perth. Swan Estuary dibagi atas dua wilayah perlindungan, pertama adalah Marine Park sebagai wilayah perairan yang dilindungi dengan segala macam jenis tanaman dan biota-nya, sementara Nature Reserve adalah wilayah daratan yang dilindungi dengan segala jenis tanaman dan binatangnya.

Apa sih fungsi utama Swan Estuary? Menurut Departemen Konservasi-nya Australia, Swan Estuary Marine Park and Nature Reserve adalah wilayah yang menjadi tujuan kedatangan berbagai macam burung yang hidup di perairan dari wilayah Siberia ke Australia. Burung-burung seperti; bar-tailed godwit, red-necked stin, curlew dan green-shank  mencari makan, beristirahat dan berkembang biak di Estuary ini, dan tentu saja beberapa dari mereka mati disini setiap tahunnya. Migrasi ini adalah rangkaian dari siklus alami burung-burung itu yang terpaksa harus meninggalkan wilayah Artic Siberia yang mulai membeku untuk hijrah ke Australia yang pada saat sama sedang mengalami musim panas. Untuk itu burung-burung tersebut harus rela  terbang ribuan kilometer untuk sampai ke Estuary ini dengan kehilangan 1/3 dari bobot tubuh normalnya. Subhanallah.. perjuangan nich!

Selain itu Estuary ini juga menjadi tempat bagi berkembang biaknya burung-burung air lokal Australia, seperti pied oystercatcher, little-pied cormorant, red-copped plover dan black-winged stilt, kalau di Indonesia mungkin mendekati ciri-ciri apa yang disebut burung ayam-ayaman, kuntul jawa dan bango. Burung-burung ini dapat bertahan hidup dengan memakan ikan, udang-udangan, kerang-kerangan, cacing dan makhluk hidup kecil lainnya yang hidup di air asin dan payau. Sebagai perbandingan di Indonesia beberapa jenis burung air, terutama yang hidup di Pulau Jawa sudah lama punah..... astagfirullah kenapa ya? (lihat catatan Birdlife International). 

Mari kita lihat lebih jauh apa saja yang ada di Estuary ini, dari tempat tinggal kami ambil jalur terdekat melewati Canning HWY dan Preston St, untuk sampai ke Swan Estuary kami harus menyeberangi jembatan yang memotong jalan Kwinana Freeway dan Railway. Jembatan ini juga biasa digunakan  oleh para pengendara sepeda yang ingin berolahraga mengellingi Swan River.Dari atas jembatan kita disajikan pemandangan indah Swan River, dengan latarbelakang kawasan Perth City dan Kings Park.  Kita juga dapat melihat sebagian dari lokasi Swan Estuary Marine Park dan Nature Reserve (Milyu). Turun dari jembatan kita akan mendapati fasilitas taman rekreasi umum, dilengkapi dengan tempat bermain anak plus hamparan pasirnya, bangku taman serta patio/gazebo-nya. Ada juga jetsky port yang menjorok ke tengah Swan River  dan landbase  fishing yang biasa digunakan pengunjung untuk memancing. 

Swan Estuary Marine Park dan Nature Reserve terletak di sebelah kanan taman rekreasi umum atau arah utara South Perth. Tampak hamparan pasir putih kehijauan terbentang sampai ke ujung wilayah Kwanana, dengan jarak tempuh kurang lebih 3 km. Ada dua jalur yang dapat kita gunakan untuk menjelajah Swan Estuary, Pertama jalur dalam (inside the beach track), pada jalur ini kita berjalan di atas pasir, kadang kita bertemu dengan mereka yang jogging dan dog exerciting. Yang Kedua Jalur track luar (outside the beach track), kita berjalan di jalan aspal, jalur ini juga biasa dipakai bersama-sama dengan mereka yang berolahraga jogging, lari dan bersepeda. Jalur pertama lebih sulit, tapi lebh alami dan banyak yang bisa diexplorasi. Jalur kedua lebih mudah dijalani, tetapi berada di luar nature reserve, agak noisy (karena disamping Kwinana Freeway) sulit untuk observasi langsung (dibatasi pagar). Jadi sebaiknya dari awal kita lewat jalur dalam saja untuk kemudian sebelum 1 km terakhir kita keluar area nature reserve untuk menghindari gangguan pada burung-burung yang sedang beristirahat (bird disturbance) sekaligus mencari momen pengamatan terakhir pada situs migratory bird.

Kurang lebih 200 meter dari Como Beach kita sudah mulai memasuki kawasan Milyu Estuary yang ditandai dengan adanya papan informasi tentang keberadaan Estuary dan peraturan bagi para pengamat burung (bird wachter). Pada lokasi ini di larang untuk membawa anjing , memancing dan melakukan pembakaran, karena dianggap akan mengancam, mengganggu dan merusak hewan dan habitatnya. Sebagai contoh; burung perairan punya kebiasaan meletakkan sarang dan telurnya di atas pasir kering ataupun semak belukar yang rentan untuk terinjak dan rusak. Memang tidak ada larangan memberi makan burung-burung ini, tetapi memberi makan sebaiknya dihindari karena akan berpengaruh pada kebiasaan alami (natural behaviour) dan ketergantungan pada manusia, dan so pasti berpengaruh pada sistem rantai makanan dan ekologinya. Larangan-larangan ini selayaknya dipatuhi demi keberlangsungan estuary ini.

Pada  1 kilometer pertama perjalanan kami, tampak selain hamparan pasir adalah vegetasi tanaman air; shore rush (juncuss kraussi), shampire (halocarcia scarcornia), saltwater paperbanks (melaluca cuticularis) salwater seoak (casuarina obesa), rumput kiku (kyku grass), semak belukar (weed  and clump), pohon tea tree (victorian tea tree), alang-alang, eucalyptus, cemara, palem (palmae) dan lain-lain. Sepanjang 1 kilometer kita mendapati tidak kurang dari 3 lokasi dimana sekumpulan tanaman yang mengering, mati, baru saja di tebang. Sangat disayangkan. Namun tidak jauh dari sana juga tampak bekas-bekas adanya kegiatan penanaman kembali (replanting), tidak semua hidup, jenis tanaman berupa eucalyptus, victoria grass dan sejumlah tanaman bunga (flower plants). Diakhir perjalanan kita mendapatkan informasi bahwa replanting adalah bagian dari kegiatan Partnership for Future, kegiatan produktif untuk mendukung upaya-upaya pelestrarian situs burung imigran yang dan telah disepakati bersama oleh tiga negara yaitu; Cina, Jepang dan Australia. Pada implementasinya kegiatan perlindungan dan restorasi ini di lakukan bersama-sama oleh para pelajar, local community dan agen pemerintah.

Setelah berjalan kurang-lebih 500 meter dari batas masuk area Estuary kita akan menyaksikan sekumpulan burung angsa hitam (Black Swan), lokasi ini agak teduh dengan vegetasi relatif rapat dengan berbagai macam jenis, yang menarik adalah dominasi jenis rumput alang-alang yang cukup banyak tidak jauh dari di bibir pantai. Mungkin ini tempat favorit Angsa Hitam untuk berkumpul dan bertelur, selain itu kami juga menjumpai saluran air tawar yang mengalir dari sebuah rangkaian bak penampung air bawah tanah. Secara begantian beberapa ekor angsa mendekati saluran air dan minum. Boleh jadi Angsa hitam ini bukan penghuni endemik Swan River tetapi didatangkan dan difasilitasi dengan baik sehingga dapat hidup dengan baik dan berkembang biak. Burung-burung lain yang sempat kita temui disini antara lain camar albatros, bangau hitam, bangau abu-abu atau red-copped plover dan black-winged stilt. Sayang tidak semua burung perairan dapat kami jumpai waktu itu. Yang mengejutkan ternyata burung-burung daratanpun ternyata ada disini seperti burung betet hijau, parkit, burung nuri kepala biru, dan sejenis burung murray hijau (mirip cucak rawa). Burung-burung yang disebutkan di atas adalah endemik wilayah perairan (wetland) dan daratan Western Australia. Sementara yang dimaksud dengan burung imigran tidak satupun dapat ditemui, mungkin sudah kembali ke Siberia. 

Bagaimana burung-burung endemik ini hidup? Burung-burung endemik perairan (wetland) ini sebagian besar adalah pemakan ikan, udang, dan kerang yang dapat mereka peroleh dari seantero  Swan River. Jadi keberlangsungan siklus hidup mereka sangat tergantung dari banyaknya ikan, udang, dan kerang yang hidup di Swan River. Departemen of Conservastion and Environment di Perth sangat memperhatikan hal ini, terbukti dengan adanya larangan memancing di lokasi tertentu, terutama di Marine Park Estuary ini. Kegiatan perlindunganterhadap sumber makanan burung-burung wetland juga di dukung oleh departemen perikanan (Departement of Fisheries) yang  secara umum juga memberlakukan larangan memancing tanpa izin (licence), ada fee yang harus dibayar untuk memancing jenis-jenis ikan tertentu seperti, Angling (south-west fresh water), Udang (marron), Lobster batu (rock lobster, dan juga licence untuk kegiatan memancing dari perahu/kapal (boat) dan menjala (net fishing/gill/haul/throw). Ini tentunya bukan semata-mata mencari  keuntungan bagi departemen yang bersangkutan tetapi ini adalah upaya menjaga keseimbangan ekosistem alam. (nature ecosystem) yang sudah mulai terancam. 

1 Kilmeter kedua adalah wilayah bagian tengah Estuary Marine Park dan Nature Reserve ini memang lebih rimbun dengan vegetasi yang lebih rapat. Pada lokasi ini tidak nampak aktivitas manusia di mulai bibir pantai sampai batas tengah Swan River, yang tampak hanyalah aktivitas burung angsa hitam yang sedang mencari makan dan camar albatros ang ikut terbang melayang di atasnya. Suasana disini tenang dan alami, terbebas dari panas teriknya western Australia. Sesekali angin berhembus sepoi-sepoi membawa aroma air sungai dan riuk ombak kecil. Lokasi ini masih termasuk wilayah singgahnya burung-burung endemik wetland untuk istirahat, kawin dan bertelur. Di sini banyak sekali terdapat rumput alang-alang yang tumbuh ber-claster, seperti sengaja di tanam untuk menahan erosi. Menurut informasi dari teman yang pernah mendalami penelitian grass, memang terdapat banyak jenis rumput alang-alang di Australi yang dapat dipakai untuk menahan erosi tanah dan pasir dari air dan angin. 

Memasuki 200 meter terakhir kita mengambil jalur outside, karena pada lokasi ini sudah tampak adanya kelompok burung-burung yang sedang beristirahat. Lokasi ini sudah mulai menyempit karena ada banyak bebatuan yang disusun berjajar di bibir sungai. Di ujung Milyu ini adalah situs tempat berkumpulnya burung-burung migran pada akhir September sampai Maret. Lokasi situs ditandai dengan deretan sejumlah batu-batu coral besar sepanjang kurang lebih seratus meter.Tidak terbayangkan oleh saya kalau ribuan burung imigran itu semuanya hadir di sini, apa cukup luas. Selain itu lokasi batas situs ini sangat terbuka sekali, apakah burung-burung migran itu tidak terganggu dengan  deru mobil dari Kwinana Freeway atau pengamatan para birds wacther

Secara umum wilayah sekitar Estuary ini tampak bersih namun memang tidak seratus persen bebas dari sampah, terutama sampah unorganik (kertas cetak, plastik dan botol). Udaranya sejuk dangan tiupan angin sepoi-sepoi, cocok untuk wisata keluarga , berolahraga dan berpetualang. Banyak tersedia papan informasi tentang  Estuary ini yang bermanfat untuk pengetahuan lingkungan dan perenungan. Dan yang penting dapat memperkuat kecintaan kita pada keanekaragaman hayati dan keindahan alam.

Pada akhir perjalanan ini kita juga mendapat information site bahwa kawasan Estuary Marine Park and Nature Reserve pada awalnya adalah wilayah leluhur Suku Aborigin (Kareen’s Land) yang melingkupi South Perth sampai Mill Point. Tempat dimana suku Aborigin mencari sumber makanan dan melakukan ritual adat. Sekarang Estuary ini sudah mengalami degradasi lahan yang luar biasa, justru disebabkan oleh desakan pembangunan fisik, terutama perluasan jalan. Memang bukan hal yang mudah untuk menyelaraskan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Sama dengan di negara-negara lain termasuk Indonesia, seringkali nature environment  menjadi yang dikorbankan untuk pembangunan, sebelum cost dan benefit-nya dihitung secara fair (melalui konversi hijau) dan dapat dipertanggungjawabkan di masa yang akan datang.












                                                                                                                                                   

No comments:

Post a Comment